Sebagian besar wacana di negara kita mengarahkan technopreneurship seperti dalam definisi ke dua. Dalam seminar , lokakarya dan berita bisa dijumpai bahwa pemakaian teknologi informasi dapat menunjang usaha bisnis. Dimasa krisis global seperi sekarang ini, peluang berbisnis lewat internet semakin digembor-gemborkan. Ada kepercayaan bahwa technopreneurship menjadi solusi bisnis dimasa lesu seperti ini. Sebagai contoh , penggunaan perangkat lunak tertentu akan mengurangi biaya produksi bagi perusahaan mebel. Jika sebelumnya mereka harus membuat prototype dengan membuat kursi sebagai sample dan mengirimkan sample tersebut , dengan pemakaian perangkat lunak tertentu , perusahaan tersebut tidak perlu mengirimkan sample kursi ke pelanggan,namun hanya dengan desain kursi dalam bentuk soft copy saja (file gambar.img) Asumsi ini tidak memakan biaya besar ketimbang membuat sample dahulu.
Apabila technopreneurship dipahami seperti pada model bisnis diatas,syarat ini menyisakan beberapa pertanyaan , apakah benar technopreneurship sanggup menjadi solusi bisnis dimasa sekarang ? Akan dibawa kemana kah arah technopreneurship pada negara kita ?
Menurut ekonomis penulis, technopreneurship yang difahami pada makna yg sesempit ini justru akan menjadi bumerang bagi pelaku usaha, lantaran akan membentuk ketergantungan terhadap teknologi protesis barat. Hal ini nir akan sejalan dengan semangat technopreneurship yang dikembangkan sang negara-negara Asia lain nya.
Selain itu inovasi yang berkembang belum mampu melepas ketergantungan tersebut karena masih berskala individu, seperti inovasi dan kreatifitas dalam pembangunan website, penggunaan teknologi website sebagai media promosi. Inovasi ini yang diharapkan dalam pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari dunia barat. sehingga inovasi ini mampu melepaskan kita dari belenggu ketergantungan penggunaan lisensi dan ketergantungan teknologi barat.
Oleh karena itu, disini lah pentingnya peran technopreneurship . Penguasaan teknologi menjadi sedemikian penting apabila kita mampu mentransformasikan keunggulan teknologi menjadi keunggulan kompetitif dari sudut bisnis. Artinya harus ada sinergi antara kemampuan dalam mengembangkan dan menguasai teknologi dengan kemampuan mengolah teknologi menjadi bisnis yang menguntungkan. Inilah esensi dari technopreneurship yaitu pengembangan bisnis berbasis teknologi.
Agar teknologi dan bisnis dapat berkembang secara sinergi perlu ada sinkronisasi antara pemerintah dengan dunia usaha. Dalam jangka panjang , sinergi ini dapat menciptakan sustainable growth yang memiliki daya dukung teknologi yang diarahkan sebesar-besar nya untuk menciptakan peluang-peluang baru yang kelak menjadi motor penggerak perekonomian.
Di samping itu , pemerintah harus punya komitmen dan strategi yang jelas dalam menumbuhkan technopreneurship. Adapun kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengarah kepada hal tersebut adalah sebagai berikut :
- Penguatan pendidikan teknologi dan kewirausahaan
- Penyedian insentif fiskal berupa potongan pajak bagi perusahaan
- Penguatan riset dasar lembaga pemerintahan
- kerjasama riset lembaga pemerintah dengan dunia usaha
- pengembangan lembaga pembiayaan modal ventura
itu merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang mesti pada pertimbangkan guna buat mendukung para pengusaha baru juga usang.


Sebar iklan Anda ke ribuan iklan baris massal tanpa mengeluarkan biaya yang mahal. Iklan Anda akan tersebar seperti virus dan akan tampil selamanya tanpa perlu takut terhapus. Silahkan kunjungi websitenya.





